Rabu, 18 Januari 2012

Rabu, 18 Januari 2012

07.02

Kita manusia nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Bahkan saat kita belum menjalani dan menerka-nerka yang terjadi di masa depan pun, Allah sudah menuliskan perjalanan kita dengan pasti dan jelas di Lauhul Mahfudz. Tanpa kita sadari pun, sebenarnya kita telah berjalan dalam kepastian, kepastian untuk menjalani apa yang sudah Allah rencanakan.

Seringkali kita merasa sedih dan menyesal atas apa yang sudah kita lalui dan kita dapatkan, namun apapun yang sudah Allah gariskan dalam kehidupan kita adalah hal yang terbaik yang Allah berikan, special dan ekslusif untuk kita. Apa yang terbaik untuk kita belum tentu terbaik untuk orang lain, dan apa yang terbaik untuk orang lain belum tentu terbaik untuk kita menurut Allah. Allah adalah pencipta kita. Sebagai pencipta kita, Allah tahu betul dimana letak kekuatan dan kelemahan kita. Allah adalah dzat yang Maha Sempurna, Allah tidak mungkin salah menempatkan kita di jalan yang menurutNya baik untuk kita.

Kerap, kita belum bisa percaya bahwa jalan ini adalah yang terbaik untuk kita. Dalam keadaan itu hanya satu pilihan kita : meneruskan jalan ini atau berusaha mencari jalan lain. Keduanya harus diiringi dengan doa dan ikhtiar yang sungguh-sungguh supaya Allah selalu menunjukkan dan memantapkan hati kita pada jalan yang sesuai, suitable, pas, dan terbaik untuk kita. Dan akhirnya kita kembali lagi harus tawakkal pada apapun keputusanNya. Memang itulah respon yang tepat, mau apa lagi : Mengeluh? Protes? Mengumpat dan tidak bisa menerima keadaan? Percuma, itu tidak akan membaikkan keadaan, hanya akan membuat kita semakin jauh dari Allah, membuat kita semakin tidak dapat mengenali jalan terbaik yang sudah Allah siapkan untuk kita. Padahal, jika kita mau merenunginya, terkadang apa yang sudah kita jalani dan kita dapatkan adalah hal yang terbaik untuk kita dan membuat kita merasa orang paling beruntung karena mendapatkan jalan ini, jalan yang belum tentu orang lain dapat miliki dan rasakan. Tentu saja proses ‘merasa beruntung’ itu tidak akan pernah ada tanpa ada rasa bersyukur dan tetap melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk menetapi takdir Allah. Karena Allah akan menambah nikmatNya saat kita mensyukurinya, dan justru akan memberi kita azab apabila kita mengingkari jalan yang sudah Dia berikan untuk kita.

Tanpa kita sadari, apapun yang Allah berikan adalah nikmat. Bahkan cobaan dan ujian terberat pun adalah nikmat bila kita mau mengubah cara pandang dan pola pikir kita. Semua cobaan dan ujian terberat pun adalah batu loncatan bagi kita untuk menjadi pribadi yang dapat selalu mengupgrade aktualisasi dan kualitas diri. Jika kita mau mengambil hikmah postif di balik bencana terburuk pun, kelak Allah akan menunjukkan dengan kekuasaannya bahwa bencana terburuk itu bahkan patut disyukuri. Entah, bagaimana Allah memperlihatkan pada mata hati kita bahwa bencana terburuk itu adalah jalan bagi kita untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih besar.

Mengingkari jalan yang sudah Allah berikan pada kita, sama halnya kita menyalahkan Allah dengan kesempurnaan rencananya, sama halnya juga dengan mengganggap Allah bodoh dengan memberikan jalan yang menurut kita ini tidak sesuai dengan keinginan kita.

Karena Allah tahu sedangkan kita tidak tahu !

Akhirnya, jika hanya menulis, berbicara, dan memberi nasihat adalah hal yang mudah, dan kita akan merasakan betapa sulit, pedih, kecewa, apabila apa yang kita inginkan masih belum sesuai dengan apa yang Allah inginkan. Semoga Allah selalu menguatkan hati kita untuk ‘meminum obat dariNya’ dan kelak kita akan merasakan ‘kesembuhan dan kesehatan’ yang belum pernah kita pikir dan bayangkan sebelumnya, namun menjadikan kita menjadi manuasia paling beruntung karena diberi kesempatan untuk mendapatkan ‘obat termanis’ dari Allah.

;;